Pernah separuh malam yang memanggil
Walau puncak itu entah di mana
Suara tetap tergaung lalu tergema
Menyampaikan sebuah pesan
Bahwa tampungan sudah penuh
Menenggelamkan yang cukup
Menghilangkan petunjuk
Sampai pada sebuah musim kemarau pendek
Tapi sangat panas
Mencoba memayungi dengan senja yang datang berkala
Namun pasti datang
Ternyata bisa, ternyata mampu
Sampai aku menemukan kenangan
Entah harus ditaruh di mana
Bukan karena sudah penuh
Bukan karena waktu pula segera habis
Hanya saja yang sudah tersimpan seharusnya tiada akan dibuang
Seperti luapan yang menghilangkan jejak tadi
Aku.. Tiada pernah membeli tong sampah
Bila harus diisi dengan waktu terbuang
Ah, tidak yang pertama karena itu
Namun karena tong sampah hanya untuk sampah
Lalu separuh malam lagi datang secara lama
Pelan-pelan agar meresap bumbu rindu
Pelan-pelan supaya terpilah
Kemudian mampu itu layak terujar dan terlaksana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar