Sabtu, 25 September 2010

Cahaya Bulan

akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih sambut dahulu memintaku minum susu
sambil membenarkan letak leher kemejaku

kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih
lembah bandalawangi
kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin

apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika kudepak, kau dekaplah lebih mesra
lebih dekat

apakau kau masih akan berkata
kudengar dekap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta

cahaya bulan menusukku dengan ribuan pertanyaan
yang takkan pernah aku tahu dimana jawaban itu
bagai letusan berapi bangunkan dari mimpi
sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati

Puisi Cahaya Bulan

Senin, 13 September 2010

Most of the Most Unforgettable Moments at Depok

July 31

Pertama jumpa kawan kawan Teknik Lingkungan. Malem sampe besoknya kaki gue bengkak ampe sempet ga bisa napak gara-gara jalan kaki FT-Margo City bolak balik.

Gaka akan lupa Dije (Dini Aryanti) yang asalnya dari SMA 8, ehem, Pekanbaru :P (gue dodol ya Je, lama sekali sadar kalo yang kau maksud itu Pekanbaru, bukan Jakarta).


August 2

Ninggalin kamar kosan dengan sangat innocent-nya tanpa ingat buat bawa dompet dan ngunci pintu kamar. Well, itu kali pertama gue nginep di kosan. Seharian ngutang sana sini.


August 8

Nyasar kelas OBM. Menyadari kebodohan gue pas kelasnya udah mau abis—nama gue gak ada di absensi. Tapi gue senang lhoo, masih aja ada yang inget nama gue di kelas itu dan masih beberapa tetep keep in touch :D, Surya, Owi (Ainul Qalbi), Yani, Alex, Albert (Albert Wilson), thanks fot not forgetting me J

Diomelin senior FISIP. Yah seniornya sih nyangka gue anak FISIP yang lagi PSAF. Jadi ceritanya gue gak mau salah kelas OBM lagi. Nah biar gue puas liat jadwal OBM, gue liat deh di selasar Balairung UI. Ehh lagi ada PSAF Fisip (itu serem banget), gue disangka junior Fisip dan diomelin gitu aja loh—disangka telat.


August 9

Kak Saleh Rahmat, fasil LS, bilang kalo gue senyum-senyum mulu. Anjrit, sesungguhnya gue hanya ingin menghapus kejutekan abadi di wajah gue yang tampak saat tidak tersenyum. Malu akuuu Kak haha.


August 13

At Gedung S FTUI on the fourh floor ;)


August 18

Ketemu gebetan—yang sekarang udah punya pacar. Senangnya gue ketika itu. Hadeh.


August 26

Menyadari betapa lentiknya bulu matamu, Andreas Suryanda. Hari itu pun gue memecahkan rekor ketawa terlama setelah bertahun-tahun (mungkin seumur idup) gara-gara membayangkan bulu matanya si Asu. Bener Su kata lo, bahkan nyampe di kosan gue masi ngakak.


August 29

Go to Plaza Semanggi with Dini Aryanti, lalu nginep di kosan Dini Aryanti my switibestie.


August 30

MADK hari pertama. Undescribeable, gue Cuma bisa bilang: gue betah kok MADK :P


August 31

Ditunjuk senior untuk nyebutin nama setidaknya 60 dari sekitar 100 anak sipil yang hadir MADK hari ke dua. Dua puluh-dua puluh orang maju ke depan lalu gue sebut namanya satu per satu. Entah kenapa, gue suka bagian ini J. Oya, hati itu gue juga bilang ke senior kalo gue menjamin tugas besoknya lebih baik dari hari ini, setidaknya sama, dan menjamin 80 persen angkatan Sipil 2010 udah saling kenal BESOK-nya.


September 1

“sebentar ya, Kakak!” hehe. Yang gak ngerti maaf saja yah haha.

Hari itu gue juga tiduk dengan belagunya di kelas Menggambar Teknik, abis begadang buat MADK. Pas gue melek, kelasnya udah bubar -,-


September X (gue lupa tanggal berapa)

Dini Aryanti yang memiliki nama panggilan Dije make mukena gue terus melorot pas lagi solat di kosan gue. Demi kelangsungan solat Dije yang sebelumnya udah gue rusak sekali, gue nahan ngakak senahan-nahannya.


September 7

Pertama kali naik Sepeda Kuning, dan bareng Joscelind Ginting.


Those are the
most of the most unforgettable ‘scenes’ at Depok until today, but surely everyday, with no exception, is unforgettable. Many shocking things have happened and many past memories have once again appeared unwillingly :)


Sabtu, 11 September 2010

Pacarku Sayang

Pacarku sayang, engkau adalah pengisi hatiku yang pertama setelah Tuhan. Jangan tanya mengapa, aku sendiri yang menginginkan itu. Pacarku sayang, aku tidak akan menuntut banyak darimu. Asalkan kamu ada untukku, itu sudah menyenangkan bagiku. Tidak, tentu kau tidak perlu setampan Edward Cullen. Hatimu yang lembut dan kepribadianmu yang menawan telah berhasil meluluhkanku. Ketika bunga pertama kuterima darimu, aku pastikan bunga itu ada di genggamanku sampai layu dan rapuh. Saat kencan pertama kita, aku mohon, jangan cium apapun selain pipi, dahi, dan tanganku. Aku mempertahankan itu sampai hari pernikahan kita nanti.

Pacarku sayang, aku tau aku tidak semenawan cewek-cewek primadona sekolah kita, tapi aku adalah diri yang apa adanya untukmu—untuk siapapun. Saat kamu menemukanku makan tiga piring hidangan sekaligus, mohon jangan kaget. Biarpun aku kurus, aku senang makan, apalagi bila bersamamu.

Pacarku sayang, ketika aku menangis artinya aku hanya butuh secangkir teh hangat buatanmu. Aku tidak terluka, aku hanya menyukai apapun yang engkau buat dan aku sangat menyukai secangkir teh manis. Begitulah aku seseklai mencari perhatianmu. Ketahuilah, aku jarang bersedih. Aku merasa sedih terakhir kali ketika Rosi meninggalkanku karena ia dibutuhkan Tuhan di surga sana. Aku merindukannya hingga sekarang. Tapi tenang, kucing manisku pasti sedang bermain bola bersama malaikat dan karena itu aku sudah tidak bersedih lagi.
Pacarku sayang, siapapun dirimu, aku menunggumu. Aku harap kita tidak akan pernah putus, karena aku sangat mencintaimu. Aku untukmu dan tidak akan mengecewakanmu!

milikmu selamanya, Nanda Putri