Sabtu, 11 September 2010

Pacarku Sayang

Pacarku sayang, engkau adalah pengisi hatiku yang pertama setelah Tuhan. Jangan tanya mengapa, aku sendiri yang menginginkan itu. Pacarku sayang, aku tidak akan menuntut banyak darimu. Asalkan kamu ada untukku, itu sudah menyenangkan bagiku. Tidak, tentu kau tidak perlu setampan Edward Cullen. Hatimu yang lembut dan kepribadianmu yang menawan telah berhasil meluluhkanku. Ketika bunga pertama kuterima darimu, aku pastikan bunga itu ada di genggamanku sampai layu dan rapuh. Saat kencan pertama kita, aku mohon, jangan cium apapun selain pipi, dahi, dan tanganku. Aku mempertahankan itu sampai hari pernikahan kita nanti.

Pacarku sayang, aku tau aku tidak semenawan cewek-cewek primadona sekolah kita, tapi aku adalah diri yang apa adanya untukmu—untuk siapapun. Saat kamu menemukanku makan tiga piring hidangan sekaligus, mohon jangan kaget. Biarpun aku kurus, aku senang makan, apalagi bila bersamamu.

Pacarku sayang, ketika aku menangis artinya aku hanya butuh secangkir teh hangat buatanmu. Aku tidak terluka, aku hanya menyukai apapun yang engkau buat dan aku sangat menyukai secangkir teh manis. Begitulah aku seseklai mencari perhatianmu. Ketahuilah, aku jarang bersedih. Aku merasa sedih terakhir kali ketika Rosi meninggalkanku karena ia dibutuhkan Tuhan di surga sana. Aku merindukannya hingga sekarang. Tapi tenang, kucing manisku pasti sedang bermain bola bersama malaikat dan karena itu aku sudah tidak bersedih lagi.
Pacarku sayang, siapapun dirimu, aku menunggumu. Aku harap kita tidak akan pernah putus, karena aku sangat mencintaimu. Aku untukmu dan tidak akan mengecewakanmu!

milikmu selamanya, Nanda Putri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar