Kamis, 02 Februari 2012

Rakyat Bukan Butuh BLT


Hai readers, berbaca lagi dengan saya kali ini dengan topik ‘memberi’ untuk rakyat. Hem, basicly, memberi itu memang ke siapa saja. Namun pada konteks ini, saya ingin memfokuskan pemberian untuk rakyat Indonesia yang notabenenya sebagian besar miskin.
Nah, sebenarnya member uang atau barang atau Bantuan Langsung Tunai (BLT) itu salah nggak sih? To the point, saya bilang itu memang salah. Kenapa? Sama saja membuat rakyat manja, MENJADIKAN RALYAT BERMENTAL PEMINTA-MINTA.
Kalau mau rakyat makmur, picu dengan modal berupa keahlian (skill) agar bisa bertahan hidup dan berkreasi. Member BLT atau sejenisnya sama saja menjerumuskan rakyat. Itu bukan saya lho yang bilang, itu kata Pak Joko Widodo, Walikota Solo, ketika beberapa hari lalau saya mendengarkan beliau dalam sebuah seminar. Tapi, kebetulan juga saya berpikiran seperti itu hehehe.
“Saya walikota pertama yang tidak setuju BLT,” ujarnya tegas ketika itu. Wah, kalau benar beliau memang yang pertama, berarti kebanyakan pemimpin Indonesia pro BLT. Sejujurnya, sungguh memprihatinkan. Kapan rakyat mau mandiri, dong ya?
“Jangan member uang terlalu banyak karena bisa menurunkan kemandirian masyarakat,” tambah Pak Jokowi.
Konkretnya, misal ketika diadakan pindahan desa semacam transmigrasi ke bagian lain Solo, beliau hanya menyubsidi 8 juta per rumah. tapi semua rumah berhasil dibangun oleh seluruh keluarga! Waw. “Rumah-rumah ini memang tidak bagus, tapi perlahan rakyat harus memolesnya perlahan. Ini hanya dengan 8 juta, bisa jadi, karena dibangun dengan gotong royong,” ceritanya sambil menunjuk foto-foto rumah yang baru ‘dipindahkan’ di Solo.
Keren sekali pendapat dan tindakan beliau. Semoga Pak Jokowi bisa menjadi inspirasi bagi lebih banyak orang dan ketegasannya tertularkan pada pemimpin-pemimpin bangsa ini :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar