Kamis, 26 September 2013

Mendaki Rasa

Untuk hati yang memutuskan melalui jalan pilihannya sendiri. Siapa yang tiada kagum padamu. Biar kagum itu dikelabuinya karena malu. Tapi tetap dunia paling tahu dan semua hati lain tiada sebesar jiwa merdeka.
Jalan berkelokmu sudah tercatat dengan segala cacat. Teguh dan upaya sampai aku hampir menyerah untuk menyerah. Walaupun kita berlaga, katamu, yang disoraki namun dicaci atas nama iri. Tiada akan merubah rasa jadi rapuh seluruh.
Keahlianmu, mendaki rasa berbaur logika. Ingin tercebur saja aku mendapati persimpanganmu. Ketika jalan penuh polusi dan emosi terpilih. Bukan hanya untuk habisnya, pun ubahnya juga. Ke mana nurani-nurani yang dulu bermain dengan riangnya. Andai mereka bisa menemanimu berjalan sampai selesai.
Mendaki rasa adalah pendakian paling terjal dari segala penjelajahan di muka bumi. Pekat samar tiada terdeskripsi oleh jamah. Terkadang menyandung iman yang kuat dan mencairkan salju terkeras. Keras sekali sampai dingin hampir musnah oleh pecahan rasa. 


And once again, God gives an example
2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar