Sabtu, 05 Februari 2011

Selamanya Beruntung

Heyaah, I am back! semoga semuanya berkabar baik bagi orang baik, dan bagi orang yang tidak baik semoga kabarnya baik juga--soalnya gue gamau berkabar buruk.

Liburan yang cukup lama dan IP yang aneh sekaligus sangat oke untuk seukuran mahasiswa gak jelas seperti gue. Luar biasa. Kecil sih, tapi dibandingin usaha gue yang cuman ol sampe tengah malem tiap hari dan kesana kemari hingga larut malam pas hari-hari UAS, ya ajaib aja. Kalo inget IP pertama gue itu, gue jadi inget track record prestasi gue sejak lahir yang hampir semuanya dibawa oleh hoki. Apalagi pas SMP, gue cuman bayar SPP satu semester di awal doang dan sisanya beasiswa juara paralel. Lumayan bukan? Emak tentu senang karena duit belanjanya tambah banyak gara-gara gak perlu biayaian sekolah gue. Hoki itu seret ketika gue SMA. Gue ga ngerti apa-apa. Bener kata guru biologi gue di SMP, kalo udah SMA musti belajar. Untungnya gue hoki di ujung: bisa masuk UI di jurusan yang gue pengenin. Lah jadi curhat?

Akankah hoki selamanya ada? Kadang gue juga mikirin ini. Seinget gue, Albert Einstein pernah bilang kira-kira kayak gini, "hanya ada dua cara untuk menjalani hidup: berperilaku seakan segala hal disebabkan oleh keajaiban, dan cara yang lainnya adalah berperilaku seakan keajaiban tidak pernah ada".

Ya, biarpun 'hoki' dan 'keajaiban' gak sama, kedua hal itu kan sangat dekat hubungan kekerabatannya, ya kan ya? hehe.

Satu orang lagi bilang. Dia adalah tutor gue yang sangat berjasa hingga gue bisa matematika pas kelas 3 SMA. Dia bilang kira-kira gini, "mood itu bisa lo ciptain sendiri". Di lain waktu dia pun bilang kalo segala sesuatu adalah sebab dan akibatnya. Gue lupa deh bilangnya gimana, pokoknya intinya gitu. 

Nah ada lagi seseorang yang bilang, gue lupa dia siapa, "tidak ada hukuman dan hadiah; yang ada hanyalah konsekuensi"

Gatau deh ya. Maksud gue gatau apakah hoki selalu bakalan ada. Cuman, pernah gak lo berpikir: "andai gue suruh milih mau jadi siapa di dunia ini, gak ada seorangpun yang gue pilih kecuali jadi diri gue yang sekarang". Gue juga gatau ya apakah yang ada di kepala orang-orang sesungguhnya tentang keberuntungan. Tapi ketika seseorang gamau terlahir sebagai orang lain di dunia ini, mungkin dia merasa sangat beruntung. 

Satu penengah yang bagus: keberuntungan datang untuk orang yang pantas dan memantaskan diri untuk mendapatkannya. Yaa, kira-kira gitu deh yang disebut sama Mario Teguh. 

Ko jadi sok bijak? Yaudalah ya, kan ini blog gue, suka-suka gue lah mau gue apain juga. Gak suka lo? Bilang langsung sama gue (ngajak bertengkar). 

Heheh, becanda becanda :P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar